SEJARAH EKONOMI
Douglas
C. North
Sejarah
ekonomi secara garis besar, mempunya perhatian mengenai kegiatan ekonomi masa
lampau. Masalah-masalah yang ada hubungannya dengan seorang sejaran kemandekan
atau merosotnya ekonomi; kemakmujran kelompok-kelompok individual dalam eknomi
senada dengan arah perubahan ekonomi, serta hubungan timbal balik antara
organisasi ekonomi dan kegiatannya. Perpaduan antara bidang-bidang sejarah
sosial dan sejarah politik meskipun demikian, masalah besar dari sejarah
ekonomi menitik beratkan pada dua kategori; (1) keseluruhan pertumbuhan ekonomi
sepanjang waktu dan faktor-faktor yang menentukan pertubuhan itu (atau
kemandekan atau kemerosotan), dan (2) distribusi pendapatan dalam ekonomi
tersebut bagi arah pertumbuhan atau kemuduran. Perhatian selanjutnya, meliputi
seluruh bidang yang menyangkut masalah kemakmuran dari berbagai kelompok dalam
masyarakat selama terjadinya perubahan ekonomi pada masa lampau.
1.
Perubahan-perubahan
Mutakhir dalam Disiplin Tersebut
Penggunaan
jenis-jenis disiplin tersebu diatas untuk membedakan sejarah ekonomi dari
penelitian sejarah pada umumnya, mengakibatkan perubahan di dalam disiplin
tersebut pada masa-masa terakhir ini. Di dalam Encyclopedia of the Social
Science, John Clapham dapat menggambarkan disiplin itu sebagai “suatu
cabang sejarah pranata umum, studi aspek-aspek ekonomi daripada pranata-pranata
sosial masa lampau” (1937, hlm. 327). Dalam artikelnya Clapham memperjelas
bahwa teori ekonomi hanya mempunyai peranan yang kecil di dalam sejarah ekonomi
dan “hubungan sejarah ekonomi terhadap sejarah sosial adalah yang banyak
menetukan” (1931, hlm. 329).
Perkembangan
disiplin tersebut lambat laun banyak mengambil metodologi ilmu-ilmu sosial. Sementara
revolusi sejarah ekonomi ini semakin jauh, semetara itu kini banyak, jika tidak
untuk dikatakan sebagian besar, sejarah ekonomi tetap ditulis oleh sarjana yang
dilatih sebagai sejarawan; arah perubahan iti tak terhindarkan. Pelopor studi
untuk perubahan ini termasuk tekanan perhatian Clapham terhadap pengukuran
(1926-1938); penjelasan Eli Heckscher bagi makin bertambahnya penggunaan teori
ekonomi dalam sejarah ekonomi (Lane & Riemersma, 1953) dan studi-studi
komisi internasional mengenai sejarah niali harga (Cole & Crandall, 1964),
termasuk karya William Beveridge mengenai Inggris (1939), Earl Hamiton mengenai
Spanyol (1934), N.W. Posthumus mengenai Negeri Belanda (1938). Usaha penerapan
secara sistematis prinsip-prinsip analisa ekonomi terhadap masalah-masalah
dalam sejarah ekonomi diletakkan oleh karya T.S. Ashton mengenai revolusi
industri di Inggris (1948) dan usaha Walt W. Rostow dalam menganalisa ekonomi
Inggris abad kesembilan belas (1948).
Dalam
periode sejak Perang Duni II khususnya sejak 1950, ahli-ahli eknomi profesional
yang telah membawa perkembangan baru dalam bidang tersebut. Terdapat beberapa
contoh seperti kegiatan Pusat Entrepreneurial di Harvard. Penelitiannya
diilhami oleh penekanan Joseph Schumpeter mengenai peranan kreatif dari entrepeneur dalam pembangunan ekonomi
(1939). Tujuan penelitian dibawah kepemimpinan pusat Arthur Cole adalah suatu
usaha awal (atau barangkali sangat prematur) untuk melakukan sintesa ilmu-ilmu
sosial dalam rangka menentukan kerangka teoritis lebih komprehensif bagi
sejarawan-sejarawan ekonomi (Universitas Harvard...., 1949). (lihat History, artikel mengenai Business History).
Tiga
perkembangan telah menunjang pendobrakan terbesar bagi pengarahan kembali
sejarah ekonomi. Pertama, tumbuhnya minat para ahli ekonomi. Sejak Perang Dunia
II para ahli ekonomi telah memberikan andil besar dalam hal perhatian mereka
untuk mencoba memahami sumber-sumber pertumbuhan ekonomi dan menghitung luasnya
perbedaan pola-pola pertumbuhan ekonomi antara negara-negara Barat yang
berpenghasilan tinggi dan negara-negara berkembang di bagian dunia lain yang
berpenghasilan rendah.
Penelitian
ahli-ahli ekonomi mengenai sumber-sumber pertumbuhan produktivitas yang
ditekankan pada perkembangan ekonomi, mempunyai implikasi-implikasi
revolusioner untuk menguji kembali cara-cara di mana ahli-ahli sejarah ekonomi
telah membuat perhitungan terhadap perkembangan di masa lampu (lihat Agriculture, artikel tentang
“Productivity and Technology; Economic Growth, Productivity”
Sumber
perubahan kedua telah menumbuhkan minat ahli-ahli ekonomi dalam hal lebih
teliti menguji hipotesa-hipotesanya. Perkembangan penggunaan dalil-dalil yang
dapat diuji telah menjadi masalah besar para ahli ekonomi dan sedang meluas
pada masalah-masalah sejarah ekonomi.
Sumber
perubahan ketiga telah mengembangkan volume informasi kuantitatif tentang masa
lampau. Usaha pengukuran kegiatan ekonomi pada masa lampu telah melibatkan para
ahli ekonomi-atau, pada tahun-tahun terakhir-sejarawan ekonomi yang terlatih
dalam bidang ekonomi.
Simon
Kuznets telah memainkan peranan pionir, baik dalam perkembangan penghasilan nasional
maupun penerapan sistematis untuk pengukuran kegaitan ekonomi masa lampau
(1956-1963). Perintis studi dalam sejarah nilai harga telah bertambah di banyak
negara Barat. Studi kuatitatif dari Biro Riset Ekonomi Nasional di Amerika
Serikat telah disejajarkan dalam banyak
negara lainnya. Akibatnya adalah bertambahnya informasi kuantitatif, yang
menunjang sejarawan ekonomi dengan data empiris di mana meraka meletakkan
penggunaan sistematika pengujian dalil-dalilnya.
Diakui
bersama, tiga perkembangan meletakkan penggunaan sistematika pengujian
dalil-dalilnya.
Diakui
bersama, tiga perkembangan ini telah membawa tumbuhnya orientasi kembali dari
sejarah ekonomi menuju pemakaian metodologi.
2.
Penjelasan
dalam Sejarah Ekonomi
Sasaran
pertama dari sejarawan ekonomi adalah penjelasan. Ia berusaha mengerti
cara-cara melaksanakan ekonomi atau cara menyejahterakan rakyat di dalam
masyarakat yang telah dipengaruhi oleh fenomena ekonomi. Penjelasan dalam
sejarah ekonomi sebagaimana halnya dalam suatu ilmu, melibatkan pernyataan
tentang latar belakang kondisi pokok, yang dalam hal ini pernyataan fakta
tunggal yang melengkapi kedudukan bagi pola khusu dari bukti-bukti untuk
dijelaskan, diikuti oleh penerapan prinsip-prinsip umum yang akan melengkapi penjelasan.
Untuk
memperluas bukti-bukti empiris guna menuju generalisasinya, sejarawan ekonomi
harus menggali kembali latar belakang kondisi di mana ia telah menduga atau
mengubah dan mengembangkan generalisasi-generalisasi baru yang akan lebih konsisten
dengan bukti-bukti empiris yang dapat digunakan.
Kerangka
teori yang dipakai sejarawan ekonomi adalah ekonomi itu sendiri. Teori ini
menaruh sejumlah aksioma dasar dan menerima beberapa dalil yang diambil.
Menyatakan tentang bentuk umum dari model-model susunan yang biasa. Model-model
ini menggambarkan generalisasi yang luas dari tingkah laku ekonomi.
Sebagai
contoh, hipotesa-hipotesa yang menandai kegagalan industrialisasi Amerika
Serikat bagian selatan sebelum Perang Saudara, untuk ukuran kecil dari
pasar-pasar bagian selatan bagi barang-barang pabrik berdasarkan perkiraan,
membentuk fungsi penyediaan industri-industri pabrik yang pada waktu itu dapat
diuji, paling sedikit oleh dasar-dasar prosedur statistik.
Hal
itulah yang menyebabkan mereka secara tidak langsung telah mempunyai kondisi
yang berbeda; rangkaian-rangkaian sebab musabab memberi kesimpulan tentang
dalil-dalil yang tidak akan terjadi. Suatu pernyataan bahwa revolusi industri
di Inggris disebabkan ekspansi penduduk yang secara tidak langsung menyanggah
dalil-dalil palsu bahwa ketiadaan pertambahan penduduk, revolusi industri tidak
akan terjadi. Suatu pernyataan bahwa pentingnya praktek-praktek monopoli
“raja-raja perampok” pada akhirnya abad kesembilan belas menurunkan pendapatan
kaum buruh dan petani secara tidak langsung, berlawanan dengan pernyataan bahwa
dengan tidak adanya monopoli keuntungan maka pendapatan para petani dan kaum
buruh akan mempunyai arti yang lebih tinggi.
3.
Pengujian
Hipotesa
Pengujian
keterangan-keterangan di dalam sejarah ekonomi dapat dilakukan dengan beberapa
bentuk. Dalam hal ini termasuk pengujian: (1) kebenaran empiris dari latar
belakang kondisi; (2) bentuk-bentuk ketetapan-ketetapan logika; (3) kebenaran
empiris dari kegunaan yang berhubungan dengan latar belakang kondisi menuju kesimpulan-kesimpulan;
(4) kebenaran empiris dari
kesimpulan-kesimpulan. Dengan demikian, suatu keterangan tentang sebab-sebab
ketidakpuasan kaum petani pada akhir abad kesembilan belas di Amerika Serikat
yang menyatakan bahwa sumber-sumber ketidak puasan ini adalah jatuhnya harga
hasil pertanian yang lebih cepat dari harga-harga barang-barang lain, dapat
dibantah oleh adanya data-data empiris bahwa harga hasil pertanian jatuhnya
tidak lebih cepat dibanding harga-harga lainnya (North, 1966). Suatu hipotesa
yang mempertahankan bahwa perbudakan akan jatuh dibawah bebannya sendiri tanpa
suatu perang saudara berdasarkan kemungkinan-kemungkinan ekonomi perbudakan
sebagai suatu institusi. Hal ini dapat dibantah dengan suatu hipotesa tambahan
lain, apabila dalam pengujian yang demikian menunjukkan bahwa perbudakan adalah
suatu institusi yang menuntungkan (Meyer & Conrad, 1958).
Sejarawan
ekonomi dapat juga melakukan pengujian suatu bantahan terhadap berbagai dalil.
Dengan demikian, argumentasi bahwa jalan kereta apu tidak memberi pembebasan
bagi perkembangan ekonomi Amerika Serikat pada abad kesembilan belas dapat
dibantah oleh pengujian dalil sanggahan yang berdasarkan, bahwa biaya
pemindahan barang dengan transportasi yang baik tidak akan lebih tinggi
daripada biaya pemindahan barang-barang melalui jalan kereta api. Pengujian
semacam ini melibatkan penentuan fungsi penyediaan jalan kereta api dan pelayan
transportasi tidak dengan melalui kereta api (Fogel, 1964).
4.
Gambaran
Teknik-teknik Metodologi
Suatu
gambaran yang luas dapat menjelaskan seluruh proses penelitian dan pengujian
yang melibatkan beberapa masalah. Hipotesa bahwa kebijaksanaan kerajaan Inggris
menurunkan pendapatan kaum koloni Amerika pada tahun 1763-1775 akan membantu
contoh ini. Hipotesa ini secara tidak langsung sebagai suatu pernyataan
sanggahan bahwa tidak adanya kebijaksanaan pendapatan khusus Inggris dari
koloni-koloni telah memberikan pertambahan yang berarti. Informasi ini memerlukan
suatu jawaban yang tepat terhadap pernyataan ini, yaitu pendapatan yang
sebenarnya daripada orang-orang koloni antara tahun 1763 dan 1775, sebagai
sanggahan pendapatan hipotesa orang-orang koloni akan diterima selama periode
ini didalam kekosongan kebijaksanaan Inggris (sebagai suatu negara bebas di
luar peraturan dan perlindungan Inggris). Sejak pendapata yang nyata dari kaum
koloni tidak diketahui, masalah tersebut tidak dapat dipecahkan secara
langsung, tetapi apabila hal ini boleh dibahas kembali secara tidak lansung
dengan pengukuran perbedaan bersih dalam hal pendapatan yang akan terjadi,
kebijaksanaan-kebijaksanaan khusu dapat dihapuskan.
Seorang
peneliti, pertama-tama menginginkan, pengetahuan yang mendalam tentang struktur
dan sifat-sifat dari ekonomi kolonial dan aspek-aspek khusus dari undang-undang
pelayaran navigasi dan kebijaksanaan-kebijaksanaan kerajaan Inggris lainnya
yang dilanggar sejak ekonomi kolonial. Hal ini akan dicatat bahwa proses
pemilihan fakta-fakta sebagai suatu bagian dari latar belakang kondisi-kondisi
tertentu melibatkan suatu teori, karena hal ini tidak mungkin memisahkan
hubungan faktor-faktor penting dari hal-hal lain yang tidak relevan tanpa
didasari pertimbangan suatu teori tentang cara-cara pelaksanaan ekonomi.
Dengan
demikian, bila sejarawan ekonomi tidak memperhitungkan seperti
larangan-larangan Inggris mengenai sistem ....... kolonial yang relatif tidak
penting, ia pertama-tama akan ....... sebab teori ekonomi mengatakan padanya
bahwa sedikit ..... dikhususkan oleh
langkahnya tenaga kerja dan terbatasnya modal tanah – keadaan koloni-koloni
Amerika – tidak akan mengikat dalam manifaktur sebab biayanya akan lebih tinggi
daripada persaingan harga di daerah-daerah. Dengan mendapatkan data data harga
tembakau yang terpisah antara Virginia dan Amsterdam sebelum dan setelah
revolusi, sejarawan ekonomi dapat menunjukkan bagaimana harga meningkat secara
tajam. Naum demikian, untuk dapat memperoleh berapa banyak tembakau yang akan
dibeli dengan harga yang lebih rendah yang akan berlaku tanpa suatu larangan
dari Inggris, ia harus mengetahui pasang surutnya permintaan. Karena dapat
memerlukan perhitungan bahwa pasang surutnya tidak dapat dilakukan, sejarawan
dapat mendalami kembali studi-studi komoditi lainnya yang nampak mempunyai
sifat-sifat yang sama dan yang memberikan asumsi pasang surutnya permintaan.
Apakah ia benar-benar tidak mengenal Undang-undang Perangko (Stamp Act) sebagai
bukan beban yang berat terhadap kaum koloni? Apakah perkiraannya tentang pasang
surutnya persediaan dan kebutuhan benar atau mendapat bukti tambahan yang
terkumpul hingga memberi indikasi bahwa ada perbedaan dari yang ia utamakan?
Apakah kondisi-kondisi antara tahun 1785 dan 1793 benar-benar dapat diterapkan
untuk tahun-tahun 1763-1775, hingga memungkinkan dirinya wajar mepergunakan
periode ini sebagai gambaran terhadap situasi yang berlawanan? Dalam
kenyataannya, apakah yang ia lakukan adalah memperbandingkan suatu kondisi yang
ada – yakni penghasilan kaum koloni antara tahun 1763 dan 1775 – dengan bentuk
hipotesis tentang apakah akan terjadi suatu peristiwa dalam ketiadaan
kebijaksanaan-kebijksanaan Inggris? Bentuk hipotesis keadaan yang tidak
mempunyai fakta yang nyata adalah suatu bentuk umum yang seimbang, dan karena
itu hal ini adalah pokok bai argumentasi dan kesimpulan-kesimpulannya yang
mempunyai akibat terhadap barang-barang yang tidak dihitung, atau yang ia
bantah adalah besar kecilnya kenyataan rohaniah dan tidak akan menimbulkan
perubahan-perubahan penting terhadap kesimpulan-kesimpulan yang telah ia capai.
Perkembangan
teori ekonomi akan membawa kepada hasil yang memuaskan dari ekonomi masa lalu.
Sebagaimana sejarawan tradisional, sejarawan ekonomi masa kini akan sering
diarahkan oleh prakonsepsi ideologi dalam membuat suatu pilihan masalah-masalah
untuk diuji, tetapi hipotesa yang diujikan haruslah netral dengan
memperhitungkan pendapat yang pincang akibat ideologi dan harus menghasilkan
suatu pengecilan deretan yang terus menerus dari pertentangan dan pertambahan
pengertian tentang masa lampau.
5.
Pemakaian
dan Batas-batas Teori
Sementara
teori-teori ekonomi memberi generalisasi dalam sejarah ekonomi yang dapat
diterapkan terhadap suatu deretan yang panjang dalam sejarah ekonomi, khususnya
teori-teori yang berhubungan dengan kesejahteraan kelompok-kelompok pada
waktu-waktu tertentu di masa yang silam, namun tidak ada teori umum dari
pertumbuhan ekonomi terhadap masa dimana sejarawan ekonomi dapat berpaling
untuk meneliti aspek mayor dari sejarah ekonomi.
Sementara
studi tentang pertumbuhan ekonomi dalam dua puluh tahun atau tiga puluh tahun
terakhir menimbulkan keragu-raguan terhadap hipotesa-hipotesa yang implisit dan
eksplisit dari sejarawan ekonomi, tak ada kerangka kerja yang menyeluruh yang
dapat dipergunakan dengan baik oleh sejarawan ekonomi. Dengan demikian, dalam
bidang ini, seperti dalam banyak aspek lain sejarah ekonomi, ilmiawan itu
secara esensial harus mengembangkan kerangka kerja teorinya sendiri. Demikian
pula halnya, apabila sejarawan ekonomi ingin meneliti garis-garis batas antara
sejarah ekonomi dan sosial, ia harus mempergunakan disiplin-disiplin ilmu-ilmu
sosial yang lain atau mengembangkan suatu kerangka kerjanya sendiri utnuk
meneliti hubungan-hubungan itu.
A. Batas-batas
dari Bukti Empiris
Pembatasan bukti empiris menimbulkan persoalan yang
serius pada sejarawan ekonomi, ia dihadapkan dengan kejadian masa lampau yang
tidak terulang lagi. Jejak-jejak dan bukti-bukti yang tertinggal adalah
bahannya. Oleh sebab itu, ia perlu berusaha secara sistematis untuk
mengembangkan bukti dari masa lampau tentang keterangan yang fragmentaris
seperti yang disebutkan di atas. Apa yang membawanya paling dekat pada
pengujian yang teliti aalah bukti kuantitatif yang memberi batas yang tepat dan
memisahkan fenomena khusus yang ia ingin ukur. Keterangan kuantitatif dalam
bentuk yang seharusnya ini hampir tidak ada; dan sejarawan ekonomi terpaksa
harus mempergunakan bukti yang fragmentaris yang secara tipikal berasal di
zaman lampau.
Gambaran yang diberikan di atas menunjukan beberapa
acara yang dapat dipakai sejarawan ekonomi untuk mempergunakan informasi
kuantitatif yang berceceran bilamana data-data yang ideal tidak ada. Untuk hal
tersebut diatas, baik pendapatan nasional dari penjajah (kolonialis) antara tahun
1763 dan 1775 maupun pendapatan hipotesis dari polisi Inggris tidak diketahui.
Akan tetapi perbedaan antara pendapatan dapat diperoleh meskipun tanpa
data-data yang mutlak.
Makin jauh waktu lampu yang diteliti sejarawan
ekonomi, makin tidak cukup memadai kemungkinan datanya. Meskipun demikian,
keterangan kuantitatif barangkali lebih banyak dari apa yang diperkirakan
sejarawan ekonomi sampai kini, karena hipotesa mengharuskan pencarian data, dan
hanya beberapa tahun belakangan bahwa kesadaran sendiri untuk memaki teori
telah memberi corak dalam bidang ini. Informasi kuantitatif yang ada dari masa
lampau biasanya tidak diperhatikan karena hubungannya tidak dihargai. Dalam hal
kelangkaan data kuantitatif, sejarawan ekonomi terpaksa harus kembali dalam pemakaian
deskripsi kualitatif yang diwujudkan oleh informasi corak lain, tetapi perlu
dijelaskan di sini bahwa ia tetap dapat menghindar dari aturan-aturan yang
esensial dari statistic inference.
Hal itu adalah suatu keharusan, bahwa ia meminta agar informasi kualitatif akan
bertemu dengan aturan sampling statistik
yang sama, dan diperlukan perwakilan dalam pemakaian pengetahuan kuantitatif.
Peringatan Clapham dalam artikelnya mengenai sejarah ekonomi dalam Encyclopedia of Social Sciences adalah
tepat.
6.
Penulisan
Sejarah Ekonomi
Setiap
sejarawan ekonomi seharusnya telah mengetahui apa yang mungkin disebut dengan
pengertian statistik, kebiasaan untuk mengajukan pertanyaan yang berhubungan
dengan lembaga, kebijaksanaan, kelompok atau suatu pergerakan: bagaimana besar,
berapa lama, apakah sering, bagaimana tentang representatifnya? Kebutuhannya
jelas, akan tetapi sebagian besar dari sejarah politik perlembagaan ekonomi
kurang berguna dari kemungkinan pengabaian. Sejarawan ekonomi masa kini yang
berorientasi analitis yang tidak memperhatikan kekayaan masa lampau malakukan
hal itu dengan mengambil risiko bahwa ia tidak akan sadar mengenai latar
belakang keadaan yang esensial apabila ia membentuk modelnya. Adalah menjadi
kewajiban untuk mempunyai keahlian dalam literatur tradisional dalam bidang itu
dan juga harus mempunyai perasaan halus seorang detektif, yang merupakan corak
khas seorang sejarawan.
Terakhir
seorang sejarawan ekonomi mencoba untuk memberi suatu keterangan yang
sistematis dan terintegrasi mengenai keadaan masa silam ekonomi; dan ini tidak
boleh tidak melibatkan sesuatu yang lebih dari pada hanya mengembangkan dan
menguji hipotesa. Adalah suatu pekerjaan relatif mudah bagi seorang sejarawan
ekonomi yang terlatih untuk menguji ( dan secara tipikal pada penelitian masa
kini untuk memusnahkan) suatu keterangan khusus mengenai masa lampau.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar